Rabu, 20 Juli 2016

IMUNISASI




Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respons memori terhadap patogen tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen nonvirulen/nontoksik.
Imunitas perlu dikembangkan untuk jenis antibody/sel efektor imun yang benar. Antibody yang diproduksi oleh imunisasi harus efektif  terutama terhadap mikroba ekstraseluler dan produknya (toksin). Antibody mencegah adheren mikroba untuk masuk ke dalam sel untuk menginfeksinya, atau efek yang merusak sel dengan menetralkan toksin (difteri, klostridium). IgA berperan pada permukaan mukosa, mencegah virus/ bakteri menempel pada mukosa (efek polio oral). Mengingat respons imun yang kuat baru timbul beberapa minggu, imunisasi aktif biasanya diberikan jauh sebelum pajanan patogen.

Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
a.       Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap penyakit tersebut.
b.      Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.

Kekebalan pasif
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama.

Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :
a.       Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.
b.      Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolakan.

Tujuan Pemberian Imunisasi
a.       Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
b.      Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.

Syarat Pemberian Imunisasi
a.       Bayi dalam keadaan sehat
b.      Bayi umur 0-11 bulan

Tujuh macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi:
Adapun 7 (tujuh) macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah sebagai berikut :
a.       TBC
b.      Polio myelitis (kelumpuhan)
c.       Difteri
d.      Pertusis
e.       Tetanus
f.       Hepatitis
g.      Campak

Macam-macam Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang diantaranya adalah :

BCG
a.       Gunanya : memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC). Kekebalan yang diperoleh anak tidak mutlak 100%, jadi kemungkinan anak akan menderita penyakit TBC ringan, akan tetapi terhindar dari TBC berat-ringan.
b.      Tempat penyuntikan : pada lengan kanan atas.
c.       Kontra indikasi :
                          i.      Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan.
                        ii.      Anak yang telah menderita penyakit TBC.
d.      Efek samping
i.      Reaksi normal
1.      Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm.
2.      Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun pada luka tersebut dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan kain kasa kering dan bersih.
3.      Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar) dengan diametr 5-7 mm.
ii.      Reaksi berat
1.      Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih luas.
2.      Pembengkakan pada kelenjar limfe pada leher atau ketiak.

DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
a.       Gunanya : Memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis, tetanus.
b.      Tempat penyuntikan : Di paha bagian luar
c.       Kontra indikasi :
                          i.      Panas diatas 38º C
                        ii.      Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya seperti panas tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.
d.      Efek samping :
                          i.      Reaksi lokal
1.      Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan disertai demam ringan selama 1-2 hari.
2.      Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panic sebab panas akan sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi.
                        ii.      Reaksi Umum
1.      Demam tinggi, kejang dan syok berat.
2.      Pada keadaan kedua (reaksi umum atau reaksi yang lebih berat) sebaiknya ibu konsultasi pada bidan atau dokter.

Hepatitis B
a)      Gunanya : memberi kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis
b)      Tempat penyuntikan : Di paha bagian luar
c)      Kontra indikasi : tidak ada
d)     Efek samping : Pada umumnya tidak ada
Polio
a.       Gunanya : memberikan kekebalan terhadap penyakit polio nyelitis
b.      Cara pemberian : Diteteskan langsung kedalam mulut 2 tetes
c.       Kontra indikasi:
·         Anak menderita diare berat
·         Anak sakit panas
d     Efek samping :
-            Reaksi yang timbul bisaanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak-berak ringan.
-            Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa kelumpuhan pada anggota gerak dan tertular kasus polio orang dewasa.
-            Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah 45-100%.

Campak
a.       Gunakan : memberi kekebalan terhadap penyakit campak.
b.      Tempat penyuntikan : Pada lengan kiri atas
c.       Kontra indikasi :
-            Panas lebih dari 38ºC
-            Anak yang sakit parah
-            Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan
-            Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat
-            Riwayat kejang demam
d.   Efek samping :
-            Panas lebih dari 38ºC
-            Kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12
-            Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan tetapi kejadian ini jarang terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar