Imunisasi atau
vaksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan
imunitas protektif dengan menginduksi respons memori terhadap patogen
tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen nonvirulen/nontoksik.
Imunitas perlu
dikembangkan untuk jenis antibody/sel efektor imun yang benar. Antibody yang
diproduksi oleh imunisasi harus efektif
terutama terhadap mikroba ekstraseluler dan produknya (toksin). Antibody
mencegah adheren mikroba untuk masuk ke dalam sel untuk menginfeksinya, atau
efek yang merusak sel dengan menetralkan toksin (difteri, klostridium). IgA
berperan pada permukaan mukosa, mencegah virus/ bakteri menempel pada mukosa
(efek polio oral). Mengingat respons imun yang kuat baru timbul beberapa
minggu, imunisasi aktif biasanya diberikan jauh sebelum pajanan patogen.
Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri
oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya
lambat tetapi dapat bertahan lama.
a.
Kekebalan aktif alamiah
Dimana
tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu
penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan
terserang campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap penyakit
tersebut.
b.
Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh
setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak diberikan vaksinasi BCG,
DPT, HB, Polio dan lainnya.
Kekebalan pasif
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat
anti body sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah
memperoleh zat penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama.
Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :
a. Kekebalan pasif alamiah/
kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.
Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah
bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.
b. Kekebalan pasif buatan dimana
kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolakan.
Tujuan Pemberian Imunisasi
a.
Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
b.
Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan
dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
Syarat Pemberian Imunisasi
a.
Bayi dalam keadaan sehat
b.
Bayi umur 0-11 bulan
Tujuh macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi:
Adapun 7 (tujuh) macam penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi adalah sebagai berikut :
a. TBC
b. Polio myelitis (kelumpuhan)
c. Difteri
d. Pertusis
e. Tetanus
f. Hepatitis
g. Campak
Macam-macam Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap
suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang diantaranya adalah :
BCG
a. Gunanya : memberikan kekebalan
terhadap penyakit tuberkolosis (TBC). Kekebalan yang diperoleh anak tidak
mutlak 100%, jadi kemungkinan anak akan menderita penyakit TBC ringan, akan
tetapi terhindar dari TBC berat-ringan.
b. Tempat penyuntikan : pada lengan
kanan atas.
c. Kontra indikasi :
i.
Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat
penyuntikan.
ii.
Anak yang telah menderita penyakit TBC.
d. Efek samping
i.
Reaksi normal
1. Setelah 2-3 minggu pada tempat
penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil berwarna merah kemudian akan
menjadi luka dengan diameter 10 mm.
2. Hal ini
perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun pada luka tersebut
dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan kain kasa kering dan bersih.
3. Luka tersebut akan sembuh sendiri
dan meninggalkan jaringan parut (scar) dengan diametr 5-7 mm.
ii.
Reaksi berat
1. Kadang-kadang terjadi peradangan
setempat yang agak berat/abces yang lebih luas.
2. Pembengkakan pada kelenjar limfe
pada leher atau ketiak.
DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
a. Gunanya :
Memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis, tetanus.
b. Tempat penyuntikan : Di paha
bagian luar
c. Kontra indikasi :
i.
Panas diatas 38º C
ii.
Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT
sebelumnya seperti panas tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.
d. Efek samping :
i.
Reaksi lokal
1. Terjadi pembengkakan dan rasa
nyeri pada tempat penyuntikan disertai demam ringan selama 1-2 hari.
2. Pada keadaan pertama (reaksi
lokal) ibu tidak perlu panic sebab panas akan sembuh dan itu berarti kekebalan
sudah dimiliki oleh bayi.
ii.
Reaksi Umum
1. Demam tinggi, kejang dan syok
berat.
2. Pada keadaan kedua (reaksi umum
atau reaksi yang lebih berat) sebaiknya ibu konsultasi pada bidan atau dokter.
Hepatitis B
a) Gunanya : memberi kekebalan
aktif terhadap penyakit hepatitis
b) Tempat penyuntikan : Di paha
bagian luar
c) Kontra indikasi : tidak ada
d) Efek samping : Pada umumnya tidak
ada
Polio
a. Gunanya : memberikan kekebalan
terhadap penyakit polio nyelitis
b. Cara pemberian : Diteteskan
langsung kedalam mulut 2 tetes
c. Kontra indikasi:
·
Anak menderita diare berat
·
Anak sakit panas
d
Efek samping :
-
Reaksi yang timbul bisaanya hampir tidak ada, kalaupun
ada hanya berak-berak ringan.
-
Efek samping hampir tidak
ada,bila ada hanya berupa kelumpuhan pada anggota gerak dan tertular kasus
polio orang dewasa.
-
Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah
45-100%.
Campak
a. Gunakan : memberi kekebalan terhadap
penyakit campak.
b. Tempat penyuntikan : Pada lengan
kiri atas
c. Kontra indikasi :
-
Panas lebih dari 38ºC
-
Anak yang sakit parah
-
Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan
-
Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat
-
Riwayat kejang demam
d. Efek samping :
-
Panas lebih dari 38ºC
-
Kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke
10-12
-
Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah
penyuntikan tetapi kejadian ini jarang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar