Rabu, 06 Juli 2016

KELOID



KELOID


 KELOID 

Keloid adalah penyakit kulit yang terjadi akibat pertumbuhan jaringan luka yang tidak normal atau berlebih setelah pulihnya cedera atau luka yang dalam. Keloid merupakan lesi kulit berserat yang tidak berpotensi menjadi ganas. Jaringan luka, yang juga dikenal sebagai jaringan fibrosa, tumbuh untuk memperbaiki dan memperbarui kulit setelah cedera. Namun, dalam beberapa kasus, jaringan luka tumbuh menjadi terlalu besar, sehingga timbul keloid. Studi telah membuktikan bahwa hal ini terjadi ketika mekanisme perbaikan tubuh kehilangan kendali sehingga terjadi proses pemulihan luka yang tidak normal.


PENYEBAB KELOID
Keloid biasanya diderita oleh pasien berusia 10-20 tahun dan berdasarkan penelitian, sampai 15% luka akan menyebabkan keloid. Keloid dikenal sebagai penyakit bawaan, yang berarti keloid diwariskan secara turun temurun dalam keluarga. Orang Afrika Amerika, Asia, dan Hispanik memiliki tingkat risiko terkena keloid yang lebih tinggi karena kulit mereka mengandung banyak pigmen atau zat warna. Mereka memiliki kemungkinan terkena keloid yang 15 kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang dengan kulit yang jumlah pigmennya lebih sedikit.
 
GEJALA DAN CIRI-CIRI KELOID

1.       Munculnya rasa gatal
Rasa Gatal terjadi karena kolagen di bawah permukaan kulit sangat banyak (menumpuk) akibat iritasi kulit, Kulit merespon buruk thd zat semacam itu
2.       Kulit menjadi merah
Karena bagian area yang mengalami pertumbuhan jaringan abnormal
3.       Rasa Nyeri, Perih
Bagian/area kulit bekas luka mengalami peradangan, Kematian jaringan di permukaan kulit
4.    Tumor keras, tidak teratur, berbatas tegas, menebal, padat, berwarna coklat, merah muda & merah, luka yang masih awal biasanya kenyal, permukaan licin, seperti karet, luka yang sudah lanjut biasanya sudah mengeras






PENGOBATAN KELOID
  • Pembekuan atau cyrotherapy – Cyrotherapy menggunakan nitrogen cair untuk memicu kerusakan sel. Efek samping dari terapi ini adalah hilangnya zat warna kulit (depigmentasi) dan nyeri selama tindakan. Risiko keloid tumbuh kembali adalah 61-74%.
  • Perawatan laser – Penggunaan laser memiliki beberapa keuntungan karena laser bersifat tepat sasaran dan tidak menyebabkan peradangan berlebih. Terapi laser memiliki beberapa metode: lampu kilat dengan laser pulse-dyed, laser karbon dioksida, laser argon, dan laser Nd:YAG. Ketiga laser ini memiliki cara yang berbeda untuk menghilangkan keloid. Laser Nd:YAG menghentikan produksi kolagen, sedangkan laser karbon dioksida dan laser argon bekerja dengan mengecilkan kolagen dengan panas dari sinar laser. Sementara itu, laser pulse-dyed akan memicu terjadinya trombosis mikrovaskuler. Ketiga perawatan laser ini dapat menghilangkan keloid, namun ketiganya memiliki risiko keloid tumbuh kembali sebesar 90%.
  • Operasi pengangkatan keloid – operasi pengangkatan keloid memiliki risiko kemungkinan keloid tumbuh kembali antara 45-100%. Dengan menggabungkan operasi dan pengobatan lain, seperti suntik kortikosteroid, suntik steroid, terapi sinar-X, dan radiasi dapat memberikan hasil yang lebih baik serta mengurangi risiko keloid tumbuh kembali.
  • Penggunaan gel atau patch silikon
  • Suntik kortikosteroid untuk mengurangi peradangan
  • Radiasi untuk mengecilkan keloid
  • Penggunaan minyak pelembab untuk memperlunak jaringan
Seperti metode pengobatan lainnya, metode pengobatan yang disebutkan di atas dapat menyebabkan efek samping. Sebagai contoh, suntik kortikosteroid dapat menyebabkan penyusutan jaringan kulit (atrofi kulit), hipopigmentasi, telangiectasia, ulkus akibat kematian jaringan (necrosis ulceration), dan munculnya bercak putih di bekas luka. Efek samping tersebut dapat dicegah dengan memberikan dosis suntikan yang sesedikit mungkin.
Ada beberapa jenis obat-obatan yang juga dapat menghilangkan keloid. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk keloid adalah:
  • Flurandrenolide tape (Cordran)
  • Bleomycin
  • Tacrolimus
  • Methotrexate
  • Pentoxifylline (Trental)
  • Colchicine




Tidak ada komentar:

Posting Komentar